Bumi tempat segenap makhluk
hidup termasuk manusia telah terbentuk kira-kira. 600.000.000 tahun lalu
bersamaan dengan planet-planet lain yang membentuk tatasurya dengan matahari sebagai
pusatnya. Sejarah kehidupan di bumi baru dimulai sekitar
3.500.000.000 tahun lalu dengan munculnya micro-organisma sederhana yaitu
bakteri dan ganggang. Kemudian pada 1.000.000.000 tahun lalu baru muncul
organisme bersel banyak. Pada sekitar 540.000.000 tahun lalu secara bertahap
kehidupan yang lebih komplek mulai berevolusi.‘Kapan, dimana dan dengan cara
yang bagaimana kehidupan di planet kita ini berawal ?’ adalah pertanyaan yang
tetap menggoda para ilmuwan. Terutama
ilmuan biologi merasa memikul tangung jawab untuk dapat memberi jawaban yang
memuaskan. Ada yang berteori kehidupan
ini bermula 300 juta tahun yang lalu sebagai bahan organik dan terjadi di
perairan yang dangkal. Ini hanyalah teori yang disusun oleh manusia karena
memang tak pernah ada seorang manusia yang menyaksikan awal munculnya kehidupan
ini.
Terlepas dari segala teori
yang dijelaskan oleh banyak ahli Biologi, ada tiga hipotesis teori asal mula
kehidupan. Hipotesis tersebut dikemukakan dimana kehidupan terjadi setelah
proses evolusi atau pembentukan bumi ini selesai.
A. Teori
Penciptaan Terpisah
Para penganut teori ini
berpendapat bahwa semua kehidupan yang ada sekarang ini diciptakan secara
terpisah atau sendiri-sendiri sesuai dengan perkembangan kondisi bumi yang
terjadi dan sifat tidak berubah sepanjang masa atau dengan kata lain setiap
organismeyang ada sekarang memiliki nenek moyang sendiri-sendiri yang tidak
berbeda dengan organisme yang ada saat ini. Hipotesis ini memiliki kelemahan
karena bila organisme tercipta secara
demikian, maka sampai sekarang masih terdapat penciptaan organisme baru
sementara yang terjadi adlah munculnya spesies baru merupakan bentuk variasi
organisme yangtelah ada. Misalnya adanya Hisbiscus
rosasinensis yang meiliki kelopak bunga kuning merupakan hasil perkawinan
silang antara Hisbiscus rosasinensis
merah dengan putih. Dengan demikian teori tidak dapat menjelaskan adanya proses
variasi dan perubahan yang terjadi pada setiap jalur perkembangan setiap spesies.
B.
Teori Transformisme
Teori ini menjelaskan bahwa
semua kehidupan yang ada di muka bumi ini diciptakan secara terpisah atau
sendiri-sendiri akan tetapi selalu mengalami perubahan sepanjang waktu atau
sendiri-sendiri sesuai dengan perkembangan kondisi bumi yang terjadi tetapi
mengalami perubahan sepanjang masa atau dengan kata lain setiap organismeyang
ada sekarang memiliki nenek moyang sendiri-sendiri yang berbeda dengan organisme yang ada saat ini.
Hipotesis ini juga memiliki kelemahan karena
bila organisme tercipta secara demikian, maka sampai sekarang masih
terdapat penciptaan organisme baru sementara yang terjadi adlah munculnya
spesies baru merupakan bentuk variasi organisme yangtelah ada
C.
Teori Evolusionisme
Teori Evolusinisme
menyatakan bahwa asal mula kehidupan adalah organisme bersel satu ang terus
mengalami perubahan dan variasi yang akan menghasilkan organisme baru sampai
adanya keanekaragaman organisme yang
terdapat sekarang ini. Teori ini mendapat sorotan tajam dari kaum religius,
terutama yang mempemalasalhkan kejadian manusia. Toei ini juga memiliki
kelemahan karena bukti yang tersedia dari organisme bersel satu yang ditemukan
sangat terbatas baik dari segi jumlah maupun tempat ditemukannya. Sementara itu
bila mengkaji proses terbentuknya bumio,maka keadaan bumi saat itupun memiliki
perbedaan kondisi di setiap habitat yang terjadi, sehinga bila ditinjau secara
ekologi maka diduga juga terjadi keaneragaman orgnanisme bersel satu saat itu
mulai yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Bila itu terjadi maka
teori evolusionismepun tidak bia
menjelaskan tentang asal mula kehidupan. Perbandingan
ketiga teori tersebut dapat dilhat pada gambar berikut ini:
Dengan memlajari teori
Transformisme dan teori evolusionisme, , maka banyak ahli Evolusi sekarang ini
mulai memunculkan pendapat baru tentang asal mula kehidupan. Yaitu dengan
menggabungkan kedua teori tersebut, bahwa setiap organisme yang ada sekarang
ini memiliki nenek moyang bersel satu sendiri-sendiri, akibat adanya variasi
kondisi bumi yang mengakibatkan perbeedaan kompleksitas orgsnisme bersel satu
saat itu. Organsime ber satu tersebut merupakan bakal organisme atau “Encusor”
yang akan berkembang bila kondisi alam telah sesuai. Hal tersebut dapat
menjelaskan bahwa organisme sel satu nenek moyang manusia baru berkembang
setelah kondisi bumi berada dalam kondisi yang paling optimal atau dengan kata
lain nenek moyang manusia adalah organisme bersel satu adalah yang terakhir
muncul di permukaan bumi karena sel tersebut memerlukan kondisi terbaik. Secara
skematis dapat dilihat padagambar berikut ini:
Bersambung...
Bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar